Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan latar belakang, perkembangan dan
kesiapan peserta didik. Kesesuaian latar belakang
peserta didik menjadi salah satu Upaya terciptanya pembelajaran yang efektif
seperti yang dikemukakan oleh David Ausubel (Teori Belajar Bermakna): Ausubel
menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
sudah ada. Menurutnya, pembelajaran menjadi lebih efektif ketika materi baru
dikaitkan dengan latar belakang pengetahuan siswa. Menurut saya kegiatan
belajar yang dilalukan oleh guru dikelas sudah sesuai dengan latar belakang
peserta didik Hal ini dikarenakan saat saya melakukan observasi pada kelas XI
Farmasi 4 pada materi proyek gotong royong guru mengkaitkan apa itu pentingnya
gotong royong, kemudian guru juga memberikan pertanyaan pematik untuk dapat
masuk kedalam materi yang tentunya pertanyaan tersebut mengenai apa yang memang
terjadi di sekitar mereka yaitu masalah sampah . Saat itu guru menampilkan foto
tumpukan sampah yang masih juga banyak ditemukan beberapa sampah berserak di
sekitar kelas sehingga guru juga sebelum memulai Pelajaran meminta siswa cek
lingkungan sekitar tempat duduknya jika masih ada sampah guru meminta siswa
untuk mengambil dan membuangnya ke dalam tong sampah. Setelah guru membuka
wawasan peserta didik dalam mengatasi masalah sampah, guru melanjutkan materi
inti dari pertemuan yaitu dengan project aksi nyata gotong royong
kewarganegaraan bertajuk “bersahabat dengan sampah”. Dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek pertama guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
guru, kemudian yang kedua guru meminta peserta didik sekreatif mungkin untuk
membuat sebuah tong sampah seperti dari bahan drum
bekas, ember bekas, bambu, kayu, dan barang lainnya yang dapat dimanfaatkan
untuk membuat tong sampah. hal
ini dikaitkan dengan masih banyaknya peserta didik yang masih kurang memiliki
kesadaran akan kebersihan. Tong sampah ini rencanya nanti akan diletakkan di
sekitar kelas untuk menampung sampah disekitar agar dapat mengatasi masalah
sampah di lingkungan kelas mereka.
Kemudian jika dilihat dari segi
perkembangan Jean Piaget menyatakan
bahwa cara berfikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang
dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Artinya
bahwa di dalam (Teori Perkembangan Kognitif): Piaget menekankan bahwa
pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak.
Menurutnya, anak-anak membangun pemahaman mereka melalui interaksi dengan
lingkungan, dan pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan kognitif mereka
pada setiap tahap. Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan
intelektual individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan
individu mengamati ilmu pengetahuan. Sesuai dengan usianya yaitu rentan usia 16
-17 tahun para peserta didik di kelas XI Farmasi 4 ini sudah dapat mengerjakan
innstruksi guru dalam pembuatan proyek tong sampah ini hal ini dikarenakan usia
ini peserta didik mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, logis, sistematis
dan pemecahan masalah kompleks dengan cara yang lebih canggih.
Yang terakhir adalah kesiapan daripada
peserta didik itu sendirilah yang akan mewujudkan pembelajaran yang baik dan
efektif seperti Benjamin Bloom (Taksonomi Bloom): Bloom mengembangkan taksonomi
tujuan pendidikan yang mempertimbangkan berbagai tingkat kognisi. Ini
menekankan pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat pemahaman dan
kesiapan siswa agar tercipta pembelajaran yang maksimal. Terlihat bahwa pada
awal pendahuluan pembelajaran guru mengkondisikan kelas agar peserta didik
memiliki kesiapan belajar seperti melakukan cek sampah disekitar tempat duduk
agar pembelajaran menjadi nyaman dan berjalan dengan baik.
Dengan segala kesesuaian mulai dari latar
belakang, perekembangan juga kesiapan para peserta didik pembelajaran di kelas
XI Farmasi 4 tersebut dapat berjalan maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran
yaitu gotong royong dengan tema bersahabat dengan sampah. Berikut adalah
dokumentasi nyata dari pembelajaran tersebut.
Perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Tujuan dari perencanaan pembelajaran diantaranya adalah
menjamin pencapaian tujuan pembelajaran, mengontrol dan memantau proses
pembelajaran, memudahkan dalam pengorganisasian materi dan embantu dalam
pemilihan media dan metode pembelajaran yang tepat. Lebih lanjut lagi
perencanaan pembelajaran yang baik membantu guru dalam menciptakan proses
belajar mengajar yang terstruktur, efektif, dan berfokus pada peserta didik.
Ini juga memungkinkan guru untuk lebih siap menghadapi berbagai situasi yang
mungkin terjadi selama proses pembelajaran. Adapun hal yang harus
dipertimbangkan oleh guru saat membuat perencanaan pembelajaran agar proses
pembelajaran berfokus pada peserta didik adalah sebagai berikut :
Daftar
Pustaka :
Harefa,
Agustinus (2020). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AUSUBEL DALAM MENINGKATKAN
DAYA SERAP MURID PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 071158 TUHENAKHE.
Volume 14 Nomor 4 Oktober 2020, 732
Ibda,
Fatimah (2015). Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. Jurnal
Intelektualita- Volume 3 Nomor 1 Januari – Juni 2015, 29
Muhammad,
Ismail (2021). KOGNISI TAKSONOMI BLOOM, KURIKULUM 2013 DAN PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian
Pendidikan Agama Islam, 427
Tidak ada komentar:
Posting Komentar