Proses
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematis untuk
memfasilitasi perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh peserta
didik. Tujuan proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
nyata. Dimana proses pembelajaran saat ini lebih melibatkan partisipasi aktif
dari peserta didik untuk membangun pemahaman melalui pengalaman dan situasi
nyata, tidak jarang proses pembelajaran ini melibatkan interaksi dan Kerjasama
antar peserta didik. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal salah
satunya adalah harus sesuai dengan perkembangan peserta didik itu sendiri.
Pendekatan Pendidikan menyusuaikan metode, materi dan lingkungan belajar dengan
tahap kognitif, sosial, emosional dan fisik peserta didik. Pendekatan ini
mengakui bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan
memiliki kebutuhan belajar yang unik.
Menurut
saya proses pembelajaran dikelas XI farmasi 4 sudah sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik, karena ketercapaian pemahaman materi oleh peserta
didik hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh pemilihan model, metode dan
asesmen yang dipilih tepat oleh guru sesuai dengan tahapan perkembangan peserta
didik yaitu pada rentan usia 16 -17 tahun dimana kemampuan berpikir peserta
didik sudah dalam pengembangan abstrak kritis, semakin matang, dengan kemampuan
untuk memecahkan masalah yang kompleks, membuat rencana jangka panjang, dan
memikirkan konsekuensi tindakan.
Ditambah
lagi dengan pembelajaran berdiferensiasi tentunya hasil dari tujuan
pembelajaran dapat sesuai dengan karakter masing – masing peserta didik sehingga
peserta didik mampu meningkatkan pengetahuannya melalui pembelajaran yang telah
dilakukan oleh guru. Pada pembelajaran di kelas XI Farmasi 4 menunjukan
keberhasilan guru mencapai tujuan belajar dikarenakan ketepatan guru dalam
pemilihan model metode dan asesmen yang sesuau dengan tahapan peserta didik.
Pada unit gotong royong ini guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok besar
untuk mengerjakan proyek yang gotong royong bertajuk“ bersahabat dengan
sampah”. Siswa sebelumnya telah diberikan materi mengenai gotong royong
kemudian dengan proyek tong sampah. Upaya membuat tong sampah ini merupakan
salah satu bentuk proyek yang sudah mampu dicapai oleh peserta didik dengan
rentan usia 16 – 17 tahun juga sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Hasilnya adalah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Setiap
individu selalu mengalami proses belajar dalam kehidupannya, dengan belajar
akan memungkinkan individu untuk mengalami perubahan dalam dirinya. Perubahan
ini dapat berupa penguasaan suatu kecakapa tertentu, perubahan sikap serta
memiliki ilmu pengetahuan yang berbeda dari sebelum melakukan proses belajar.
Dalam proses belajar mengajat, kesiapan individu sebagai seorang siswa akan
menentukan kualitas dan hasil belajarnya. Menurut Slameto (2013) Kesiapan atau
readiness adalah seluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi, kondisi individu
yang memungkinkan mereka dapat belajar. Seseorang yang belum siap untuk
melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah
putus asa.
Menurut
saya proses pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan kesiapan peserta didik
karena pada kelas XI Farmasi 4 yang rentan usianya 16 -17 tahun ini selain
sudah dapat melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan guru
siswa juga dapat memecahkan masalah nyata yang relevan dengan materi Pelajaran.
Guru
juga telah melakukan pengecekan kesiapan peserta didik dengan menampilkan foto
bergambar tumpukan sampah dan memberikan pertanyaan pematik mengenai masalah
soluusi dari gambar tersebut kemudian guru juga memberikan sebuah proyek gotong
royong guna menyelesaikannya kedalam projek pembuatan tong sampah. Kesiapan
peserta didik dalam proses pembelajaran sudah sangat terlihat dari awal
sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Kesesuaian
latar belakang peserta didik menjadi salah satu upaya terciptanya pembelajaran
yang efektif seperti yang dikemukakan oleh David Ausubel (Teori Belajar
Bermakna): Ausubel menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah ada. Menurutnya, pembelajaran menjadi lebih efektif
ketika materi baru dikaitkan dengan latar belakang pengetahuan siswa. Proses
pembelajaran di kelas XI Farmasi 4 sudah sesuai dengan latar belakang peserta
didik dalam kelas XI Farmasi 4 terdapat peserta didik dengan berbagai suku yang
diantaranya betawi, sunda, jawa, minang dan aceh juga dengan karakteristik
sosial dan budaya masing -masingnya guru dapat melakukan pembelajaran dengan
metode yang dapat membuat semua peserta didik tanpa membedakan latar belakang
peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya salah satunya menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan masing – masing kemampuan
karaktristik peserta didik. Pembelajaran
yang dilakukan dengan latar belakang peserta didik lebih banyak digunakan
karena peserta didik dapat merasakan dan bahkan mengalami apa yang menjadi
topik bahasan. Seperti dalam hal ini adalah mengenai projek gotong royong
bersahabat dengan sampah. Kesesuaian materi dengan apa yang terjadi dalam
kehidupan sehari – hari memudahkan Tingkat pemahaman peserta didik sehingga
tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal.
Daftar
Pustaka :
Harefa,
Agustinus (2020). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AUSUBEL DALAM MENINGKATKAN
DAYA SERAP MURID PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 071158 TUHENAKHE.
Volume 14 Nomor 4 Oktober 2020, 732
Ibda,
Fatimah (2015). Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. Jurnal
Intelektualita- Volume 3 Nomor 1 Januari – Juni 2015, 29
Muhammad,
Ismail (2021). KOGNISI TAKSONOMI BLOOM, KURIKULUM 2013 DAN PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian
Pendidikan Agama Islam, 427
Slameto.
(2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.