Selasa, 15 Oktober 2024

Aksi Nyata Topik 1. 8 Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pengajarannya


Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematis untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap oleh peserta didik. Tujuan proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dimana proses pembelajaran saat ini lebih melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik untuk membangun pemahaman melalui pengalaman dan situasi nyata, tidak jarang proses pembelajaran ini melibatkan interaksi dan Kerjasama antar peserta didik. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal salah satunya adalah harus sesuai dengan perkembangan peserta didik itu sendiri. Pendekatan Pendidikan menyusuaikan metode, materi dan lingkungan belajar dengan tahap kognitif, sosial, emosional dan fisik peserta didik. Pendekatan ini mengakui bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan memiliki kebutuhan belajar yang unik.

Menurut saya proses pembelajaran dikelas XI farmasi 4 sudah sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, karena ketercapaian pemahaman materi oleh peserta didik hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh pemilihan model, metode dan asesmen yang dipilih tepat oleh guru sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik yaitu pada rentan usia 16 -17 tahun dimana kemampuan berpikir peserta didik sudah dalam pengembangan abstrak kritis, semakin matang, dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks, membuat rencana jangka panjang, dan memikirkan konsekuensi tindakan.

Ditambah lagi dengan pembelajaran berdiferensiasi tentunya hasil dari tujuan pembelajaran dapat sesuai dengan karakter masing – masing peserta didik sehingga peserta didik mampu meningkatkan pengetahuannya melalui pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Pada pembelajaran di kelas XI Farmasi 4 menunjukan keberhasilan guru mencapai tujuan belajar dikarenakan ketepatan guru dalam pemilihan model metode dan asesmen yang sesuau dengan tahapan peserta didik. Pada unit gotong royong ini guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok besar untuk mengerjakan proyek yang gotong royong bertajuk“ bersahabat dengan sampah”. Siswa sebelumnya telah diberikan materi mengenai gotong royong kemudian dengan proyek tong sampah. Upaya membuat tong sampah ini merupakan salah satu bentuk proyek yang sudah mampu dicapai oleh peserta didik dengan rentan usia 16 – 17 tahun juga sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Hasilnya adalah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

 

Setiap individu selalu mengalami proses belajar dalam kehidupannya, dengan belajar akan memungkinkan individu untuk mengalami perubahan dalam dirinya. Perubahan ini dapat berupa penguasaan suatu kecakapa tertentu, perubahan sikap serta memiliki ilmu pengetahuan yang berbeda dari sebelum melakukan proses belajar. Dalam proses belajar mengajat, kesiapan individu sebagai seorang siswa akan menentukan kualitas dan hasil belajarnya. Menurut Slameto (2013) Kesiapan atau readiness adalah seluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi, kondisi individu yang memungkinkan mereka dapat belajar. Seseorang yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa.

Menurut saya proses pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan kesiapan peserta didik karena pada kelas XI Farmasi 4 yang rentan usianya 16 -17 tahun ini selain sudah dapat melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan guru siswa juga dapat memecahkan masalah nyata yang relevan dengan materi Pelajaran.

Guru juga telah melakukan pengecekan kesiapan peserta didik dengan menampilkan foto bergambar tumpukan sampah dan memberikan pertanyaan pematik mengenai masalah soluusi dari gambar tersebut kemudian guru juga memberikan sebuah proyek gotong royong guna menyelesaikannya kedalam projek pembuatan tong sampah. Kesiapan peserta didik dalam proses pembelajaran sudah sangat terlihat dari awal sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 




Kesesuaian latar belakang peserta didik menjadi salah satu upaya terciptanya pembelajaran yang efektif seperti yang dikemukakan oleh David Ausubel (Teori Belajar Bermakna): Ausubel menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Menurutnya, pembelajaran menjadi lebih efektif ketika materi baru dikaitkan dengan latar belakang pengetahuan siswa. Proses pembelajaran di kelas XI Farmasi 4 sudah sesuai dengan latar belakang peserta didik dalam kelas XI Farmasi 4 terdapat peserta didik dengan berbagai suku yang diantaranya betawi, sunda, jawa, minang dan aceh juga dengan karakteristik sosial dan budaya masing -masingnya guru dapat melakukan pembelajaran dengan metode yang dapat membuat semua peserta didik tanpa membedakan latar belakang peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya salah satunya menggunakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan masing – masing kemampuan karaktristik  peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan dengan latar belakang peserta didik lebih banyak digunakan karena peserta didik dapat merasakan dan bahkan mengalami apa yang menjadi topik bahasan. Seperti dalam hal ini adalah mengenai projek gotong royong bersahabat dengan sampah. Kesesuaian materi dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari memudahkan Tingkat pemahaman peserta didik sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal.

Daftar Pustaka :

Harefa, Agustinus (2020). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AUSUBEL DALAM MENINGKATKAN DAYA SERAP MURID PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 071158 TUHENAKHE. Volume 14 Nomor 4 Oktober 2020, 732

Ibda, Fatimah (2015). Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita- Volume 3 Nomor 1 Januari – Juni 2015, 29

Muhammad, Ismail (2021). KOGNISI TAKSONOMI BLOOM, KURIKULUM 2013 DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 427

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

 



Hubungan antara pemahaman tentang peserta didik dan perencanaan kegiatan belajar di kelas XI SMK N 5 Tangerang Selatan


Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan latar belakang, perkembangan dan kesiapan peserta didik. Kesesuaian latar belakang peserta didik menjadi salah satu Upaya terciptanya pembelajaran yang efektif seperti yang dikemukakan oleh David Ausubel (Teori Belajar Bermakna): Ausubel menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Menurutnya, pembelajaran menjadi lebih efektif ketika materi baru dikaitkan dengan latar belakang pengetahuan siswa. Menurut saya kegiatan belajar yang dilalukan oleh guru dikelas sudah sesuai dengan latar belakang peserta didik Hal ini dikarenakan saat saya melakukan observasi pada kelas XI Farmasi 4 pada materi proyek gotong royong guru mengkaitkan apa itu pentingnya gotong royong, kemudian guru juga memberikan pertanyaan pematik untuk dapat masuk kedalam materi yang tentunya pertanyaan tersebut mengenai apa yang memang terjadi di sekitar mereka yaitu masalah sampah . Saat itu guru menampilkan foto tumpukan sampah yang masih juga banyak ditemukan beberapa sampah berserak di sekitar kelas sehingga guru juga sebelum memulai Pelajaran meminta siswa cek lingkungan sekitar tempat duduknya jika masih ada sampah guru meminta siswa untuk mengambil dan membuangnya ke dalam tong sampah. Setelah guru membuka wawasan peserta didik dalam mengatasi masalah sampah, guru melanjutkan materi inti dari pertemuan yaitu dengan project aksi nyata gotong royong kewarganegaraan bertajuk “bersahabat dengan sampah”. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek pertama guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok guru, kemudian yang kedua guru meminta peserta didik sekreatif mungkin untuk membuat sebuah tong sampah seperti dari bahan drum bekas, ember bekas, bambu, kayu, dan barang lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk membuat tong sampah.  hal ini dikaitkan dengan masih banyaknya peserta didik yang masih kurang memiliki kesadaran akan kebersihan. Tong sampah ini rencanya nanti akan diletakkan di sekitar kelas untuk menampung sampah disekitar agar dapat mengatasi masalah sampah di lingkungan kelas mereka.

Kemudian jika dilihat dari segi perkembangan Jean Piaget  menyatakan bahwa cara berfikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Artinya bahwa di dalam (Teori Perkembangan Kognitif): Piaget menekankan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Menurutnya, anak-anak membangun pemahaman mereka melalui interaksi dengan lingkungan, dan pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan kognitif mereka pada setiap tahap. Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan individu mengamati ilmu pengetahuan. Sesuai dengan usianya yaitu rentan usia 16 -17 tahun para peserta didik di kelas XI Farmasi 4 ini sudah dapat mengerjakan innstruksi guru dalam pembuatan proyek tong sampah ini hal ini dikarenakan usia ini peserta didik mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, logis, sistematis dan pemecahan masalah kompleks dengan cara yang lebih canggih.

Yang terakhir adalah kesiapan daripada peserta didik itu sendirilah yang akan mewujudkan pembelajaran yang baik dan efektif seperti Benjamin Bloom (Taksonomi Bloom): Bloom mengembangkan taksonomi tujuan pendidikan yang mempertimbangkan berbagai tingkat kognisi. Ini menekankan pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat pemahaman dan kesiapan siswa agar tercipta pembelajaran yang maksimal. Terlihat bahwa pada awal pendahuluan pembelajaran guru mengkondisikan kelas agar peserta didik memiliki kesiapan belajar seperti melakukan cek sampah disekitar tempat duduk agar pembelajaran menjadi nyaman dan berjalan dengan baik.

Dengan segala kesesuaian mulai dari latar belakang, perekembangan juga kesiapan para peserta didik pembelajaran di kelas XI Farmasi 4 tersebut dapat berjalan maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu gotong royong dengan tema bersahabat dengan sampah. Berikut adalah dokumentasi nyata dari pembelajaran tersebut.

   

 







Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Tujuan dari perencanaan pembelajaran diantaranya adalah menjamin pencapaian tujuan pembelajaran, mengontrol dan memantau proses pembelajaran, memudahkan dalam pengorganisasian materi dan embantu dalam pemilihan media dan metode pembelajaran yang tepat. Lebih lanjut lagi perencanaan pembelajaran yang baik membantu guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang terstruktur, efektif, dan berfokus pada peserta didik. Ini juga memungkinkan guru untuk lebih siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran. Adapun hal yang harus dipertimbangkan oleh guru saat membuat perencanaan pembelajaran agar proses pembelajaran berfokus pada peserta didik adalah sebagai berikut :

 


 



Daftar Pustaka :

Harefa, Agustinus (2020). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AUSUBEL DALAM MENINGKATKAN DAYA SERAP MURID PADA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 071158 TUHENAKHE. Volume 14 Nomor 4 Oktober 2020, 732

Ibda, Fatimah (2015). Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita- Volume 3 Nomor 1 Januari – Juni 2015, 29

Muhammad, Ismail (2021). KOGNISI TAKSONOMI BLOOM, KURIKULUM 2013 DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 427

 

Pages - Menu